Yong - Redaksi
Kamis, 28 Agustus 2025
Dalam audiensi tersebut, ADMA menyampaikan sejumlah permasalahan yang dialami driver di lapangan, di antaranya kebijakan aplikator yang merugikan mitra, tarif perjalanan yang sangat rendah, serta ketiadaan jaminan perlindungan sosial dan keselamatan kerja. ADMA menilai kondisi ini telah menekan kesejahteraan para driver yang menggantungkan hidup pada profesi ojek online.
“Kami datang untuk menyuarakan aspirasi seluruh driver di Banda Aceh. Kami menuntut adanya regulasi yang jelas serta perlindungan yang nyata terhadap hak-hak kami sebagai mitra, khususnya dalam menghadapi kebijakan aplikator Maxim yang tidak berpihak kepada driver,” tegas perwakilan ADMA dalam forum audiensi.
Menanggapi hal tersebut, Ibu Mehran Gara R menyampaikan apresiasi atas inisiatif ADMA yang hadir secara resmi menyampaikan aspirasi. Beliau juga menegaskan komitmennya melalui Komisi IV DPRK Banda Aceh untuk menindaklanjuti persoalan ini dengan memanggil pihak aplikator dan mendorong adanya solusi yang adil bagi semua pihak.
ADMA menilai audiensi ini menjadi langkah awal yang penting dalam perjuangan driver ojek online di Banda Aceh. Dengan adanya perhatian dari DPRK, diharapkan akan tercipta regulasi dan kesepakatan yang dapat melindungi hak-hak driver serta mewujudkan keadilan dalam sistem kemitraan transportasi berbasis aplikasi.[]
