Katapoint.id | Meulaboh – Riuh Pemilihan Raya (Pemira) Universitas Teuku Umar telah reda. Debu persaingan telah mengendap, dan lembar baru kini terbuka. Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UTU, Zulfahmi, menyampaikan bahwa Pemira kali ini bukan sekadar ajang politik mahasiswa, tapi pertanda bahwa demokrasi telah kembali bernapas di kampus tercinta.
“Pemira ini bukan sekadar pesta suara, tapi suara pesta dari kesadaran bersama. Demokrasi kembali hidup, bukan hanya di kotak suara, tapi di dada mahasiswa yang mencintai perubahan,” ujar Ketua MPM dalam pernyataannya.
Dengan semangat persatuan pasca-Pemira, beliau mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk kembali bergandengan tangan. Perbedaan pilihan adalah hal wajar, namun persatuan setelahnya adalah bukti kedewasaan.
“Biarlah suara kita berbeda kemarin, tapi langkah kita tetap satu hari ini. Mari kita jaga semangat ini, karena UTU butuh kita semua, bukan hanya yang terpilih.”