Katapoint.id | Banda Aceh – Gedung asrama mahasiswi milik Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya yang terletak di kawasan Lamgugop, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, kini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bangunan tiga lantai yang semula dibangun sebagai fasilitas penunjang pendidikan bagi mahasiswi asal Pidie Jaya, justru kini disebut telah beralih fungsi layaknya tempat kos-kosan komersial. (8/7/2025)
Asrama tersebut dibangun dengan dana APBK senilai Rp 4,7 Milyar pada masa kepemimpinan almarhum Bupati Gade Salam. Namun seiring waktu, pengelolaannya dinilai semakin tak terarah.
Salah seorang penghuni mengungkapkan bahwa situasi internal asrama saat ini jauh dari harapan: tidak ada keteraturan dalam pengelolaan, komunikasi antarpenghuni minim, dan suasana asrama lebih menyerupai tempat indekos tanpa sistem manajemen yang jelas.
Lebih mencengangkan lagi, posisi ketua asrama diketahui belum pernah mengalami pergantian sejak tahun 2016. Kondisi ini disebut menjadi penyebab utama lemahnya koordinasi, minimnya pembinaan, serta ketidakteraturan dalam pengelolaan fasilitas asrama.
Menanggapi hal ini, Muhammad Afdy, seorang mahasiswa asal Pidie Jaya, mendesak Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, khususnya Bupati dan Wakil Bupati, untuk segera turun tangan membenahi situasi tersebut.
“Kami sangat prihatin. Ini bukan hanya soal fasilitas, tetapi menyangkut kenyamanan dan keamanan mahasiswi dari keluarga kurang mampu yang tengah menuntut ilmu di Banda Aceh. Kami meminta Bapak Bupati dan Wakil Bupati untuk segera mengambil langkah konkret,” ujar Afdy kepada media ini pada Selasa, 8 Juli 2025.
Ia juga menyoroti bahwa hampir seluruh kabupaten/kota di Aceh memiliki asrama mahasiswa yang dikelola dengan baik, memberikan rasa aman dan nyaman bagi para penghuninya. Pidie Jaya sendiri diketahui memiliki delapan asrama putra di tingkat kecamatan dan satu asrama putri yang kini justru menghadapi permasalahan serius.
Afdy berharap agar asrama putri tersebut tidak menjadi ajang bisnis pribadi oleh oknum-oknum tertentu. Menurutnya, keberadaan asrama seharusnya menjadi tempat yang mendukung proses belajar generasi muda, bukan malah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.
“Saya siap mengawal persoalan ini sampai tuntas. Kita tidak bisa membiarkan fasilitas pendidikan ini disalahgunakan. Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya harus menunjukkan kepedulian dan keberpihakan pada nasib mahasiswa dan mahasiswi daerahnya sendiri,” tegasnya.