Katapoint.id - Banda Aceh - Kisah miris pembisik di lingkaran kekuasaan kembali terjadi di saat Panglima Rakyat Aceh Mualem (panggilan akrab H Muzakir Manaf) memimpin daerah berjuluk tanah rencong. Ironisnya kehadiran sosok yang disebut-sebut pembisik tersebut justru bukan membisikkan kebaikan, namun justru dikabarkan melakonkan diri sebagai makelar proyek.
Ibarat kentut, kendatipun tak bisa dilihat wujudnya, namun tercium juga aromanya, pergerakan dominasi yang dilakonkan sang pembisik di Pemerintahan Aceh semakin hari kian semerbak hingga meresahkan banyak pihak.
Para oknum justru menjadi penghubung atau bisa dianggap sebagai makelar yang gencar bertindak menghubungi sejumlah pejabat di lingkungan Setda Aceh dengan tawaran jabatan tertentu dengan nilai Rp 200 juta untuk jabatan eselon III hingga Rp 2 Milyar untuk jabatan kepala dinas.
"Mereka mengaku orang terdekat Gubernur menelepon dan ajak berjumpa. Lalu, mereka menawarkan atau mengiming-imingi jabatan tertentu di Pemerintahan Aceh. Tapi, ujung-ujungnya meminta setoran upeti untuk jabatan setingkat eselon III sebesar Rp 200 juta dan setingkat eselon II atau kepala dinas sebesar Rp 2 Milyar," beber salah satu sumber tepercaya di lingkungan Pemerintah Aceh yang meminta agar namanya dirahasiakan dengan alasan keamanan, Rabu 30 Juli 2025.
Menurut sumber tersebut, akan ada perombakan dalam waktu dekat ini, sekitar bulan september atau oktober. "Ada juga pejabat yang percaya ada juga yang tidak,"ujar sumber tersebut.
Sementara itu, sumber lainnya juga menyebutkan, ada pula tawaran-tawaran pemenangan proyek yang diumbar si Makelar dengan membayar sejumlah uang.
"Kalau mau menang proyek ini harus setor sekian ke mereka," kata sumber tersebut.
Menurut sumber tersebut, banyak pejabat yang percaya karena selama ini oknum makelar tersebut memang sering berada di samping Mualem. "Banyak juga pejabat dan kontraktor yang percaya, karena memang dia sering di samping Mualem dan juga mendapat jabat strategis di bagian penting berkaitan dengan proyek," jelas sumber itu.
Tentunya, prilaku culas seperti itu ibarat parasit yang tak bisa dibiarkan begitu saja karena akan merusak citra Pemerintahan Mualem -Dekfad. Ntah apa peran luar biasa si oknum makelar itu dalam pemenangan Mualem-Dekfadh, sehingga bisa menjadi pembisik yang paling di dengar oleh sang Panglima, dan dengan lancangnya melakoni peran sebagai makelar jabatan dan pengaturan proyek. Lalu, bagaimana dengan tim pemenangan Mualem lainnya yang bekerja siang malam demi kemenangan sang Panglima di Pilkada lalu dengan harapan terjadinya perubahan di bumi Aceh.
Salah satu tokoh muda Aceh yang tak berkenan namanya disebutkan berharap agar masalah isu ini dapat diselesaikan secepat mungkin di internal tim pemenangan Mualem. "Jangan sampai isu ini membuat Pemerintahan Mualem hancur dan harapan masyarakat terhadap perubahan dan kemajuan Aceh menjadi hampa," ujarnya.
Berkaca dari tragedi operasi tangkap tangan (OTT) KPK yang terjadi di Sumatera beberapa waktu lalu, yang kena OTT justru seorang pejabat yang dikenal dekat dengan Gubernur Sumut, Bobby Nasition.
Jika, persoalan jual beli proyek dan jabatan seperti ini terus dibiarkan dan tidak ada sikap tegas dari Mualem, dikhawatirkan preseden buruk itu justru akan terjadi juga di bumi Seramoe Mekkah.
"Sebagai masyarakat Aceh tentunya kita sangat menjaga marwah Mualem sebagai Panglima rakyat Aceh dan tidak ingin permainan para oknum yang merasa ring 1 Mualem tersebut justru malah menghancurkan citra baik Mualem di mata rakyat. Semoga saja Mualem cepat sadar dan bertindak tegas, jangan tunggu KPK datang ke Aceh untuk melakukan OTT," harapnya. []